Bandung - Tak ada yang seloyal dan setotal Umuh Muchtar di Persib Bandung, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir. Semuanya sudah ia berikan demi kejayaan Pangeran Biru. Di usianya yang kini mencapai 76 tahun, cinta dan hidupnya sepenuhnya untuk Sang Maung.
Dari seorang suporter, ayah kandung Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, ini kemudian dipercaya sebagai wakil manajer lalu manajer dan kini menjabat sebagai Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Umuh Muchtar bukan wajah kemarin sore di lingkaran Persib. Kelahiran Bandung, 2 Juni 1948 sudah mencintai Persib sejak muda, tepatnya ketika Pangeran Biru masih melakoni laga kandang di Stadion Siliwangi.
"Sejak Erwan Setiawan juga masih digendong-gendong umur empat atau lima tahun dibawa-bawa ke Stadion Siliwangi. Itu saya sudah mencintai Persib dari dulu. Itu yang tidak bisa dilupakan," kata Umuh Muchtar dalam tayangan YouTube Liputan 6 Sport belum lama ini.
"Ke Jakarta pun juga saya selalu berangkat. Saya cuma jadi suporter. Tapi kalau di Jakarta, saya pun juga kalau sama pemain-pemain saya ngambil kamar yang besar. Dan di situ juga membawa rombongan," imbuhnya.
Mendarah Daging

Kecintaannya kepada Persib membuat Umuh Muchtar dengan pemain, terlebih yang berstatus bintang yang kini dikenang sebagai legenda.
"Boleh ditanya mantan-mantan (pemain), ada Ajat Sudrajat, ada Adeng Hudaya, semua mantan-mantan yang dulu jadi juara. Boleh ditanya mereka, saya dari dulu saya, maaf, saya cerita tidak pernah saya taruhan gitu ya, apa pun," ujarnya.
Di Persib, Umuh Muchtar tak cuma dikenal karena militansinya melainkan juga sikap royalnya kepada para pemain. Setiap kali Persib menang, Umuh Muchtar selalu mengapreasi kerja keras pemain dengan memberikan uang.
"Tapi saya, kalau Persib menang pemain itu saya bagi uang dari dulu. Nyawer. Ah, kalau masih ada Pak Solihin G. P (eks Gubernur Jawa Barat). Pak Pak Solihin G. P itu sangat dekat dengan kita," tuturnya.
Dari Manajer hingga Komisaris

Pada 2000, ia pun dipaksa jadi manajer. Awalnya ia menolak karena menganggap tak sanggup. Tapi Walikota Bandung saat itu, Dada Rosada, tetap memaksa.
"Di tahun 2000 dengan 2008. 2008 itu saya dipaksa dari Pak Walikota Dada Rosada untuk jadi manajer. Saya nggak sanggup. Mungkin mereka mengapa memilih saya, mungkin kepedulian saya dengan Persib seperti itu," tukas Umuh Muchtar sembari menambahkan kalau ia terpaksa kudu merogoh kocek sendiri untuk membiayai Persib karena harus menunggu dana APBD cair.
"Nah, akhirnya saya jadi wakil manajer. Ini cerita nyata. Jadi itu di tahun 2000 sampai 2008 itu pakai uang APBD. Boleh tanya, semua yang ada para pengurus, sekarang juga masih pada hidup. Dari sebelum uang keluar dari pemerintah, APBD belum keluar, itu uang saya dulu itu yang dipakai," kenang Umuh Muchtar.
"Uang dari pemerintah keluar, baru dibayar ke saya. Saya tidak pernah pakai bunga-bunga. Haram. Boleh tanya semua," tukasnya lagi.
Mengapa Begitu Cinta?
Apa yang bikin begitu sangat mencintai Persib?
"Saya mengharapkan supaya Persib itu bisa jadi juara bagaimana caranya. Tapi dari dulu itu susah jadi juara. Jadi karena saya suka saja dengan Persib," tutup Umuh Muchtar.
{{ comment.content }}