La Grande Indonesia Jelaskan Makna Mendalam dari Tifo Laga Timnas Indonesia Vs China: Prajurit Representasi Nusantara

2025-06-07 18:30:02

Tifo Raden Wijaya dibentangkan oleh La Grande Indonesia saat Timnas Indonesia melawan China dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta - Kelompok pendukung Timnas Indonesia, La Grande Indonesia, mengungkapkan makna mendalam dari aksi tifo serta koreografi yang mereka tampilkan saat bersua China pada pertandingan kesembilan putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Kamis (6/5/2025) malam WIB, La Grande Indonesia (LGI) menyajikan tifo megah di tribune utara yang membuat banyak pihak merasa kagum dengan kreativitas kelompok ini.

Tifo tersebut dimulai ketika kedua kesebelasan menyanyikan lagu kebangsaannya masing-masing. Secara perlahan, tifo berukuran raksasa itu dikerek ke atas hingga nyaris menutupi seluruh area tribune utara.

Dengan tajuk ‘Battle with Hounour’ atau berjuang dengan kehormatan, LGI ingin menyuntikkan semangat agar para penggawa Timnas Indonesia bisa berjuang sepanjang laga demi meruntuhkan kukuhnya Tembok Raksasa China.

“Tembok China dibangun tidak dalam 100 tahun namun hancur dalam 90 menit di Gelora Bung Karno. Battle with honour!” tulis La Grande Indonesia ketika memulai penjelasannya soal aksi tifo dan koreografi pada laga melawan China.

Prajurit dan Ornamen Nusantara

LGI menjelaskan, seorang tokoh yang menjadi simbol prajurit dalam tifo itu mewakili semangat juang para pemain yang harus bertarung dengan mempertaruhkan kehormatan dan marwah bangsanya di lapangan.

“Seorang prajurit muncul di tengah Gelora Bung Karno, prajurit yang bertarung dengan segala kehormatan untuk mempertahankan marwah bangsanya. Meluluh lantahkan tembok China berkeping-keping, Tiongkok habis ditelan gemuruh Gelora Bung Karno, mereka pulang dengan tangan hampa,” tulis LGI.

Tak hanya itu, prajurit yang menjadi tokoh sentral dalam koreo tersebut merepresentasikan berbagai identitas budaya masing-masing daerah di penjuru nusantara yang membentang dari Sabang hingga Merauke.

“Pemain yang berjuang di lapangan adalah Prajurit itu, dengan ornamen Nusantara menjadi pemersatu, perisai kuat dari Suku Dayak berbalut kain Ulos dari Suku Batak di badan dan tutup kepala dari Suku Jawa bersama kalung batu Mustika menjadi kekuatan,” tulis mereka.

“Tidak lupa hiasan dari negeri Papua bersama tangan menggenggam senjata tradisional dari Maluku. Prajurit yang muncul adalah cerminan budaya yang besar dari negeri kita,” lanjut La Grande Indonesia.

Dibayar dengan Kemenangan

Timnas Indonesia merayakan gol yang dicetak Ole Romeny ke gawang China dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam peragaan tifo dan koreografi kali ini dibayar lunas oleh keberhasilan skuad asuhan Patrick Kluivert yang membungkam China dengan skor 1-0 hingga melaju ke fase berikutnya.

“Kerja keras kita tidak sia-sia, menutup laga kandang dengan megah dan meriah, 4 Material Koreo kali ini menjadi pembeda dengan mozaik kertas berganti jas hujan, parade bendera di tribune atas, hingga tifo yang menjadi variasi menarik dalam sajian kreativitas kami, harapannya Timnas bisa berbicara di round 4 besok,” jelas LGI.

“Dream, Believe, Make It Happen! Terima kasih untuk seluruh kru yang bertugas selama mempersiapkan segala kreativitas di tribune semalam, terima kasih juga untuk teman-teman yang hadir di tribune utara, tanpa kalian semua segala kreativitas ini tidak akan terjadi. Terima kasih 3 poinnya, Timnas Indonesia,” lanjutnya.