Jakarta - BRI Liga 1 2024/2025 telah berakhir Sabtu (24/5/2025), meninggalkan jejak sejarah yang tak terlupakan dalam peta sepak bola Indonesia.
Bukan hanya drama perebutan gelar juara, atau sengitnya persaingan di papan bawah, melainkan kehadiran dua elemen krusial yang membawa revolusi signifikan dalam kualitas dan integritas kompetisi, yakni Video Assistant Referee (VAR) yang digunakan secara penuh dan kehadiran wasit asing di laga-laga krusial.
Perpaduan ini diharapkan mampu mengangkat standar Liga 1 ke level yang lebih tinggi, mendekati kualitas liga-liga top Asia, bahkan dunia.
Ketika peluit pembuka BRI Liga 1 2024/2025 ditiup pada awal Agustus 2024, atmosfer euforia menyelimuti jagat sepak bola Tanah Air.
Seluruh mata tertuju kepada implementasi VAR, teknologi yang sudah lama diidam-idamkan untuk mengurangi kontroversi dan meningkatkan keadilan dalam setiap keputusan wasit.
Berita Video, hadirnya VAR di BRI Liga 1 Indonesia menjadi salah satu terobosan baru untuk sepak bola dalam negeri. Half Time Show kali ini akan membahas tentang tema tersebut.
Awal Musim, Adaptasi Tak Selalu Berjalan Mulus

Persiapan intensif telah dilakukan oleh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), mulai dari pelatihan wasit lokal bersertifikat VAR, penyediaan perangkat, hingga simulasi pertandingan.
Namun, seperti halnya teknologi baru, adaptasi tidak serta merta berjalan mulus. Pada pekan-pekan awal, terlihat jelas bagaimana wasit-wasit masih menyesuaikan diri dengan prosedur VAR.
Beberapa kali, proses peninjauan membutuhkan waktu yang cukup lama, memotong alur permainan dan memicu pro-kontra di kalangan pelatih, pemain, dan suporter.
Ada kekhawatiran bahwa penggunaan VAR justru akan menghilangkan "jiwa" permainan atau memperlambat tempo pertandingan.
"Penggunaan VAR tentu sangat bagus karena itu bisa menempatkan keadilan dalam pertandingan," kata Bek kanan Madura United, Kemaludin, kepada Bola.com, Minggu (25/05/2025).
"Tinggal bagaimana ke depannya penggunaan VAR ini bisa lebih dimanfaatkan dengan baik, dalam setiap pengambilan keputusan wasit yang krusial karena ini akan menentukan nasib satu tim yang sedang bertanding," lanjutnya.
Wasit Asing Bikin Kompetisi Lebih Fair

Seiring berjalannya musim, ketika persaingan memanas dan setiap poin menjadi sangat berharga, PSSI dan LIB mengambil langkah berani dengan menghadirkan wasit asing untuk memimpin pertandingan-pertandingan krusial.
Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan. Meskipun VAR telah membantu, tingkat tekanan dalam laga penentu terkadang masih memengaruhi performa wasit lokal.
Kehadiran wasit asing, yang terbiasa dengan tekanan kompetisi internasional dan memiliki rekam jejak profesionalisme yang teruji, diharapkan mampu memberikan nuansa yang lebih adil dan objektif.
Debat pun bermunculan. Ada yang mendukung karena dianggap meningkatkan kualitas wasit, ada pula yang berpendapat hal itu merendahkan kualitas wasit lokal. Namun, fakta di lapangan berbicara lain.
Wasit-wasit asing ini, yang umumnya berasal dari liga-liga top Asia atau bahkan Eropa, membawa standar kepemimpinan yang berbeda. Mereka lebih tegas, lebih konsisten dalam menerapkan aturan, dan berkomunikasi baik dengan pemain.
Kehadiran mereka seringkali membuat pertandingan berjalan lebih lancar, minim protes berlebihan, dan fokus pemain tetap pada permainan.
"Kehadiran wasit asing memang diperlukan terutama untuk pertandingan menentukan atau pertandingan big match. Saya kira wasit asing hanya sebagai pelengkap saja, agar wasit-wasit di Indonesia ke depannya lebih profesional, tidak takut tekanan, dan tegas dalam mengambil keputusan," kata Pengamat Sepak Bola Tanah Air, Kesit Budi Handoyo.
VAR dan Wasit Asing, Marwah Kompetisi Terjaga

Kombinasi VAR dan wasit asing ini menjadi duet maut dalam menjaga marwah kompetisi.
Wasit asing dengan pengalaman memimpin pertandingan level tinggi mampu mengambil keputusan yang tepat, sementara VAR menjadi jaring pengaman terakhir untuk memastikan tidak ada kesalahan fatal yang merugikan.
Penggunaan VAR dan kehadiran wasit asing tidak hanya memengaruhi aspek keputusan di lapangan, tetapi juga secara tidak langsung mengubah dinamika dan strategi permainan tim.
Pemain kini cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan pelanggaran, terutama di area kotak penalti, karena tahu setiap insiden akan ditinjau secara teliti.
Aksi-aksi diving atau simulasi juga berkurang drastis karena risiko kartu kuning atau bahkan kartu merah semakin besar setelah peninjauan VAR.
Pelatih pun harus menyesuaikan strategi mereka. Tidak ada lagi "keuntungan" dari keputusan wasit yang bias. Tim yang benar-benar unggul dalam kualitas permainan, strategi, dan mentalitas, akan lebih mudah meraih kemenangan.
Ini mendorong tim untuk fokus kepada pengembangan taktik, peningkatan skill individu, dan menjaga sportivitas. Alhasil, kualitas permainan secara keseluruhan di BRI Liga 1 2024/2025 terasa lebih bersih, cepat, dan menarik.
Momen Krusial Tetap Aman

Pekan-pekan terakhir Liga 1 2024/2025 menjadi puncaknya. Perebutan gelar juara yang melibatkan tiga tim papan atas, serta pertarungan sengit di zona degradasi yang melibatkan enam tim, menjadi tontonan yang mendebarkan.
Pada setiap pertandingan penentu, VAR bekerja keras, memastikan setiap gol sah, setiap penalti pantas, dan setiap kartu merah tepat.
Wasit-wasit asing, yang kerap dipercaya memimpin laga-laga krusial ini, tampil prima di bawah tekanan yang luar biasa.
Momen-momen krusial, seperti penalti pada menit akhir yang menentukan hasil pertandingan atau gol yang dianulir karena offside tipis setelah peninjauan VAR, kini diterima dengan lebih lapang dada oleh tim yang dirugikan.
Ada keyakinan keputusan tersebut adalah hasil dari proses yang adil dan akurat. Ini adalah bukti nyata bahwa revolusi yang diinisiasi oleh PSSI dan LIB telah berhasil menciptakan iklim kompetisi yang lebih profesional dan bermartabat.
Awal Revolusi Sepak Bola Indonesia

BRI Liga 1 2024/2025 akan dikenang sebagai musim di mana sepak bola Indonesia telah memasuki era baru. Integrasi VAR secara penuh dan penggunaan wasit asing bukan sekadar tren, melainkan fondasi kokoh untuk pembangunan kompetisi yang lebih baik di masa depan.
Tantangannya tentu masih ada, seperti terus meningkatkan kualitas wasit lokal agar mampu mengimbangi standar wasit internasional, serta menjaga konsistensi dalam implementasi VAR.
Namun, sikap optimistis kini membumbung tinggi. Dengan fondasi yang kuat ini, Liga 1 memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu liga terbaik di Asia Tenggara, bahkan Asia.
Revolusi lapangan hijau ini adalah langkah awal yang menjanjikan, membawa harapan akan masa depan sepak bola Indonesia yang lebih cerah, di mana keadilan dan akurasi menjadi pilar utama.
"Semoga ke depannya, antara wasit dan penggunaan VAR itu bisa lebih efektif lagi tak mengganggu jalannya pertandingan. Saya yakin jika semua sudah berjalan lancar, maka itu akan berdampak positif pada perkembangan sepak bola Indonesia, khususnya kualitas kompetisi Liga 1," kata Kiper Semen Padang, Muhammad Dicky Indrayana.
{{ comment.content }}