Posisi saat ini: Rumah Pesan

Eksistensi Klub Eks Galatama Alami Nasib Memilukan di Liga 1: Hanya Segelintir Bisa Bertahan, Satu Peserta Sudah Punah

2025-05-08 11:30:02
5
Ilustrasi - Eks klub Galatama yang eksis.

Jakarta - Sejumlah klub yang berasal dari era Liga Sepak Bola Utama atau Galatama mulai kehilangan tempat di era Liga 1. Dari sekian banyak jebolan Galatama, tidak banyak yang bisa bertahan dan tetap eksis sampai saat ini.

Bahkan, beberapa klub jebolan Galatama yang pernah beraksi di Liga 1 kini mulai punah karena sudah menghilang dari peredaran. Beberapa klub lain pun mengalami nasib yang serupa dan berpotensi mengikuti jejak kepunahan tersebut.

Untuk saat ini, setidaknya masih ada empat klub yang berasal dari Galatama yang masih berkompetisi di BRI Liga 1 2024/2025. Dari semua ini, tiga peserta di antaranya harus menghadapi bayang-bayang degradasi.

Klub yang embrionya berasal dari Galatama cukup kesulitan untuk bersaing dalam jalur perebutan gelar juara. Hanya ada satu saja yang bisa lolos ke final championship series 2023/2024.

Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.


Masih Tetap Eksis

Selebrasi para pemain Arema FC merayakan gol ke gawang Borneo FC yang dicetak Wiliam Moreira (tengah) pada laga final Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Dari sekian banyak klub sepak bola yang pernah mewarnai Galatama, tercatat hanya tinggal segelintir saja yang mampu bertahan di derasnya persaingan era Liga 1. Tiga di antaranya yakni Arema FC, Barito Putera, dan Madura United.

Ketiganya menjadi segelintir klub yang mampu tetap eksis ketika Liga 1 dimulai pada 2017 hingga musim terkini, yakni 2024/2025. Memang, meski terus bertahan, ketiganya juga sering kali diterpa ujian.

Singo Edan memang terhitung yang paling stabil karena bisa bertahan di kasta tertinggi. Namun, momen yang paling menyulitkan mereka tentu setelah meletusnya Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022.

Sejak saat itu, Arema FC terhitung cukup sulit untuk bisa bersaing di papan atas. Bahkan, tim kebanggaan Arek Malang itu sempat nyaris terdegradasi pada musim 2023/2024 karena harus berpindah-pindah kandang.


Masih Eksis, tapi...

Pemain Madura United merayakan gol ke gawang Tainan City dalam laga AFC Challenge League 2024/2025 di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Kamis (13/3/2025). Madura United menang telak 3-0 dalam laga ini. (Bola.com/Wahyu Pratama)

Sementara itu, Barito Putera kiprahnya terhitung landai. Mereka beberapa kali sempat nyaris terdegradasi. Musim ini pun tak jauh berbeda. Laskar Antasari untuk sementara berada di peringkat ke-16 hingga pekan ke-31.

Adapun Madura United tak bisa dilepaskan dari klub jebolan Galatama bernama Pelita Jaya. Klub ini bisa dibilang siluman karena sering berpindah-pindah kandang sekaligus mengubah nama dan identitasnya.

Beberapa nama yang pernah digunakan yakni Pelita Solo (Solo), Pelita Krakatau Steel (Cilegon), Pelita Bandung Raya (Bandung(, hingga Persipasi Bandung Raya (Bandung). Klub ini akhirnya dibeli oleh Achsanul Qosasi pada 2016 dan mengubah namanya jadi Madura United.

Dari segi nasib, Laskar Sappe Kerrab juga cukup dinamis. Pada masa-masa awal Liga 1, mereka sering beredar di papan atas. Setelah itu mengalami penurunan dan akhirnya bisa menduduki peringkat empat besar pada 2023/2024 dan lolos ke final fase championship series.


Tabiat Numpang Lewat

Persija jakarta melawan Semen Padang. (Bola.com/Abdul Aziz)

Di antara seluruh peserta Galatama yang masih bertahan di kasta tertinggi, Semen Padang barang kali menjadi satu di antara kontestan yang terjangkiti penyakit khusus. Mereka punya tabiat numpang lewat di kasta tertinggi.

Gejala ini dimulai ketika mereka mengikuti Liga 1 2017. Pada akhir musim, Kabau Sirah harus mengakhiri persaingan di peringkat ke-16 dan terdegradasi. Musim berikutnya, mereka bisa merebut tiket promosi dari Liga 2 2018.

Setelah itu, Semen Padang kembali menjadi bulan-bulanan ketika menjadi tim promosi di Liga 1 2019 dan akhirnya terdegradasi karena berada di peringkat ke-17. Tiga musim berikutnya, mereka masih harus beredar di kasta kedua.

Akhirnya, Kabau Sirah kembali mendapatkan tiket promosi dari Liga 2 2023/2024 setelah jadi runner-up. Kini, nasibnya di BRI Liga 1 2024/2025 terkatung-katung. Kabau Sirah terancam kembali numpang lewat karena berpotensi terdegradasi.

Hingga pekan ke-31, mereka berada di peringkat ke-15 klasemen dengan koleksi 31 poin dari 31 laga. Jumlah ini hanya berjarak satu poin saja dari Barito Putera yang berada di peringkat ke-16 alias zona degradasi.


Sudah Mulai Punah

Pemain Mitra Kukar, Achmad Faris, merayakan gol yang dicetak nya ke gawang Bhayangkara FC pada laga Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot, Jawa Barat, Senin (11/3). Bhayangkara FC menang 2-1 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Beberapa klub jebolan Galatama juga akhirnya punah di era Liga 1. Klub yang kini telah kehilangan eksistensinya ialah Mitra Kukar. Sebagai informasi, klub ini dulunya menggunakan Niac Mitra sebelum melakukan perubahan identitas.

Awalnya, Niac Mitra berbasis di Kota Surabaya. Lalu, sempat berubah nama menjadi Mitra Surabaya, kemudian jadi Mitra Kalteng Putra, dan akhirnya bergeser ke Kutai Kartanegara menjadi Mitra Kukar.

Mereka terakhir kali beredar di era Liga 1 2018. Sayangnya, di akhir musim, Mitra Kukar terdegradasi karena berada di peringkat ke-16. Terakhir kali, Mitra Kukar bermain di Liga 2 2021/2022. Namun, sejak saat itu nasibnya 'menghilang entah ke mana'.

Apa yang dialami Mitra Kukar tampaknya juga harus menjadi pelajaran bagi Gresik United. Klub ini berasal dari penggabungan eks Galatama, Petrokimia Putra Gresik, serta tim Perserikatan, Persegres Gresik.

Mereka sempat mencicipi era Liga 1 2017 sebelum akhirnya terdegradasi. Klub satu ini sempat naik turun di Liga 2 maupun Liga 1 2017 sebelum akhirnya terdegradasi.  Lalu, klub ini naik turun di Liga 2 maupun Liga 3. Yang terbaru, Gresik United harus kembali turun kasta dari Liga 2 2024/2025.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini