Amunisi penjaga gawang baru Timnas Indonesia, Emil Audero, berpotensi untuk lakoni debutnya berseragam Garuda saat hadapi China pada 5 Juni 2025 nanti. Maarten Paes harus jalani akumulasi kartu kuning dan absen.
Bola.com, Malang - Pertandingan Arema FC melawan Madura United (MU) di laga tunda pekan ke-28 BRI Liga 1 serasa duel antara tim yang beda level. Arema ada di papan tengah dan berupaya naik ke papan atas, sedangkan MU berkutat di papan bawah.
Namun, pertandingan yang akan digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (24/4/2025), sebenarnya berimbang dari sisi materi pemain.
Jika membandingkan market value kedua tim, justru MU unggul tipis. Total pemain mereka punya market value Rp51,02 miliar. Sedangkan Arema sedikit dibawahnya, yakni Rp46,84 miliar.
Jika dibandingkan dengan market value tim Liga 1 lainnya, dua tim ini tergolong rendah. MU di urutan ke-15, sedangkan Arema satu tingkat di bawahnya, 16.
Tapi, dari performa di lapangan pemain Arema tampil di atas ekspektasi. Pemain asing Singo Edan punya kontribusi besar mengangkat performa tim. Begitu juga dengan peran pemain muda. Alhasil, Arema bisa bersaing di papan tengah hingga atas.
Sedangkan MU, market valuenya sebanding dengan posisi di klasemen saat ini, berkutat di papan bawah.
Singo Edan Kehilangan 2 Pemain Termahal

Sayangnya dalam duel di Stadion Kapten I Wayan Dipta nanti, Arema kehilangan dua pemain dengan nilai pasar tertinggi di klub, yakni Thales Lira dan Wiliam Marcilio.
Keduanya absen karena alasan berbeda. Thales menjalani hukuman larangan bermain karena kartu merah. Padahal peran pemain bernilai Rp5,21 miliar itu sangat penting untuk mengawal sektor pertahanan.
Apalagi Arema saat ini termasuk rentan kebobolan. Mereka sudah kemasukan 42 gol dalam 28 pertandingan. Sedangkan Wiliam justru ditinggal di Malang. Sejak awal putaran kedua, dia seakan disingkirkan dari starting eleven Arema. Gelandang serang asal Brasil ini punya nilai pasar yang sama dengan Thales, yakni Rp5,21 miliar.
Untungnya, pemain lain Arema punya performa apik. Seperti duet striker Dalberto Luan dan Charles Lokolingoy. Meski tidak punya market value tertinggi, keduanya jadi pemain tersubur Arema sat ini. Dalberto mencetak 15 gol, sedangkan Lokolingoy 9 gol.
Selain itu, pemain muda yang punya market value dibawah Rp1 miliar justru punya peran penting, seperti Salim Tuharea yang jadi winger tersubur dengan 5 gol.
Dia jadi rising star baru Arema musim ini. Yang menarik, dia didatangkan Arema awal musim ini dari MU. Sehingga Madura United mengambil keputusan yang salah dalam hal ini. Salim berkembang pesat setelah dapat kesempatan tampil lebih banyak di Arema.
Pemain Madura United Kurang Konsisten

Di kubu Madura United, performa tim kurang konsisten, tak lepas dari perombakan komposisi pemain yang dilakukan musim ini. Namun, di putaran kedua mereka bisa mengumpulkan poin lebih banyak.
Sape Kerrap mendatangkan striker dengan market value tertinggi, yakni Youssef Ezzejjari. Striker yang satu ini sempat moncer saat membela Persik Kediri musim 2021/2022 dengan mencetak 19 gol. Tapi setelah itu dia kehilangan insting golnya. Di Madura United, Ezzejjari didatangkan pada putaran kedua. Dari 11 pertandingan, baru 3 gol yang diciptakannya.
Sedangkan pemain dengan market value tertinggi lain adalah Jordy Wehrmann. Namun, dalam laga ini dia harus absen. Gelandang asal Belanda itu terkena akumulasi kartu kuning. Sebuah kerugian yang cukup besar, karena baru kali ini Jordy absen membela Madura United.
Untungnya, mereka masih punya gelandang serang sekelas Lulinha. Pemain asal Brasil itu bukan pemain termahal, tapi punya statistik mentereng. Lulinha sudah menyumbang 12 gol dalam 25 pertandingan. Itu jadi yang tertinggi di MU. Bisa dibilang dia pemain yang menggendong klub saat ini.
Sedangkan di sektor pemain lokal, sebenarnya masih ada beberapa pemain sarat pengalaman, seperti Hanis Sagara dan Koko Ari yang pernah jadi bagian Timnas Indonesia. Namun, mereka belum bisa mengangkat prestasi Madura United.
{{ comment.content }}