Posisi saat ini: Rumah Pesan

Tips untuk Suporter Timnas Indonesia yang Akan Awayday Jepang: Mulai Transportasi, Cuaca, Makanan Halal, hingga Jaga Sikap

2025-06-07 18:30:02
5
Tifo Raden Wijaya dibentangkan oleh La Grande Indonesia saat Timnas Indonesia melawan China dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025). (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Jakarta - Timnas Indonesia akan menantang tuan rumah Timnas Jepang dalam matchday terakhir putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Suita City Football Stadium, Suita, Selasa (10/6/2025) sore WIB.

Dukungan langsung dari suporter akan sangat dibutuhkan Timnas Indonesia saat bertarung di kandang lawan. Diperkirakan ribuan suporter akan hadir, baik dari Tanah Air maupun diaspora yang menetap di Jepang.

Zenzia Ihza, putra dari mantan Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, membagikan beberapa tips penting untuk suporter Timnas Indonesia yang akan melakukan awaydays ke Suita di Osaka. Ia tumbuh besar di Jepang selama periode 1992 hingga 2000.

Pria berusia 39 tahun itu membagi saran ke dalam beberapa kategori, mulai dari transportasi, adaptasi cuaca, makanan halal, hingga etika selama di stadion.


Transportasi: Hemat sampai Ekspres

Zenzia Ihza, putra dari mantan Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, membagikan beberapa tips penting untuk suporter Timnas Indonesia. (Bola.com/Dok.Istimewa).

Zenzia membagi opsi transportasi ke Suita City Football Stadium ke dalam tiga kategori yaitu paling murah, efisien, dan tercepat. Ia menyarankan suporter menyesuaikan pilihan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.

"Pendekatan paling ekonomis memanfaatkan Japan Railways, dengan tiket berharga antara 150-300 Yen atau sekitar Rp15.000-30.000, memakan waktu sekitar 35 menit dari pusat Osaka. Perjalanan mengikuti rute dari Stasiun Osaka, naik JR Tokaido Line ke Stasiun Senrioka, lalu transfer ke Osaka Monorail menuju Bandara Osaka, turun di Stasiun Banpaku-Kinen-Koen. Dari sana, berjalan kaki 15 menit ke stadion," ujar Zenzia dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/6/2025).

"Rute ini mewujudkan prinsip Jepang gaman, kesabaran bertahan untuk keuntungan jangka panjang. Meski memerlukan lebih banyak waktu dan transfer, ini memungkinkan suporter merasakan sistem transportasi umum Jepang yang terkenal sambil menghemat dana untuk keperluan lain."

"Bagi yang mencari efisiensi tanpa biaya berlebihan, layanan kereta langsung menawarkan titik manis. Hankyu Senri Line menyediakan akses langsung dari pusat Osaka ke sekitar stadion dengan transfer lebih sedikit, mewakili nilai terbaik untuk suporter yang sadar waktu," imbuhnya.

Namun, jika mengejar kecepatan dan tak keberatan dengan biaya ekstra, ada alternatif lebih cepat. Pilihan tercepat layanan taksi menyelesaikan perjalanan dalam sekitar 20 menit dengan biaya 5.500–8.000 Yen atau Rp550.000–800.000. Meski mahal, pilihan ini menjadi ekonomis ketika dibagi empat suporter, terutama berharga bagi mereka yang tiba dekat waktu pertandingan atau membawa bendera seremonial dan materi pendukung," jelas Zenzia.


Cuaca: Siap-Siap Hadapi Musim Hujan

Pertandingan berlangsung pada Juni, ketika Jepang memasuki musim hujan yang dikenal dengan sebutan tsuyu. Suporter diimbau tidak meremehkan kondisi cuaca ini.

"Juni di Osaka membawa tsuyu, yang ditandai dengan kelembaban tinggi, hujan sering, dan suhu naik di atas 30 derajat celcius. Ini bukan musim dingin keras seperti bayangan Indonesia, melainkan iklim subtropis yang lembab dan menuntut persiapan khusus. Disarankan membawa kipas dan baju ganti karena kelembaban tinggi dan panas ini berbeda dengan rasa panas yang kita rasakan di Indonesia," kata Zenzia.

"Kombinasi panas, kelembapan, dan hujan sering menciptakan tantangan kesehatan unik. Kondisi lembab dapat menyebabkan ketidaknyamanan, memerlukan pakaian ringan dan bernapas. Suporter Indonesia harus mempersiapkan perlengkapan hujan, pakaian berlapis, hingga sepatu tahan air," tuturnya.


Kuliner Halal: Dari Hemat sampai Fusion

Bagi suporter Muslim, mencari makanan halal bisa menjadi tantangan tersendiri di luar negeri. Zenzia membagikan beberapa rekomendasi tempat makan yang aman sekaligus bersahabat di kantong.

"Untuk makanan halal ekonomis 800-1.500 Yen per makan, Osaka Halal Restaurant menawarkan makanan mulai 1.200 Yen sekitar Rp120.000, dengan buffet Jumat tersedia dengan harga sama. Ini mewakili nilai luar biasa untuk masakan halal otentik. Untuk makanan khas Indonesia, kalian bisa berkunjung ke Bagus Indonesian Kitchen menyediakan cita rasa familiar untuk suporter yang rindu kampung halaman, menawarkan rendang, nasi goreng, dan makanan pokok Indonesia lainnya yang diadaptasi untuk selera Jepang dan persyaratan halal," kata Zenzia.

"Sementara, untuk kuliner kelas menengah 1.500-3.000 Yen per makan atau sekitar Rp150.000–300.000, Three Peace Matsuri dan Halal Ramen Honolu Osaka Namba menawarkan pengalaman fusion halal-Jepang unik, sempurna untuk suporter yang ingin merasakan masakan Jepang sambil mempertahankan persyaratan diet. Area kuliner strategis yang bisa Anda kunjungi adalah Distrik Namba dan Umeda memusatkan sebagian besar restoran halal, membuat perencanaan makan lebih mudah untuk kelompok suporter," ungkapnya.

Zenzia juga menekankan pentingnya belajar frasa kunci bahasa Jepang. "Seperti 'Haraaru desu ka?' atau 'Apakah ini halal?' dan 'Buta niku wa haitte imasen ka? atau 'Apakah ini mengandung babi?'. Sebagian besar staf Jepang tidak mengerti 'halal,' tapi mereka memahami pembatasan diet ketika dijelaskan dengan jelas. Juga bisa download aplikasi restoran halal seperti Halal Gourmet Japan untuk lokasi real-time dan verifikasi status halal," ucap Zenzia.


Etika Stadion: Disiplin ala Jepang

Terakhir, Zenzia menekankan pentingnya menjaga etika selama di stadion. Menurutnya, ada kebiasaan unik suporter Jepang yang patut dicontoh.

"Di Jepang, ada tradisi kantong biru, yaitu suporter Jepang membawa kantong plastik biru yang sesuai dengan warna tim mereka. Ini melayani tujuan ganda, yakni ditiup dengan udara, mereka menciptakan perkusi ritmis untuk yel-yel dukungan. Setelah pertandingan, suporter menggunakan kantong yang sama untuk mengumpulkan sampah, meninggalkan stadion bersih. Ini mewujudkan konsep Jepang ikigai—menemukan tujuan dalam tanggung jawab kolektif," jelas Zenzia.

"Selain itu, keamanan stadion mencerminkan mentalitas keselamatan utama di Jepang. Barang yang dapat membahayakan pertandingan dilarang, termasuk botol minuman dengan tutup dilepas untuk mencegah mereka menjadi proyektil," terang Zenzia mengakhiri.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini