Jakarta - Yang pernah hilang kini telah pulang. Ibu Pertiwi memanggil. Siap tampil habis-habisan untuk Timnas Indonesia demi misi suci ke pentas tertinggi.
Yup! Ada yang menarik, di balik pemanggilan 32 nama pemain Timnas Indonesia kali ini. Pemanggilan tersebut tentunya memantik asa, mengingat keempatnya punya keistimewaan masing-masing.
Dari Bali, tempat pemusatan latihan digelar, Timnas Indonesia menyongsong dua laga terakhir Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan optimistis tinggi.
Pada matchday 9, Skuad Garuda menjamu China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta. Kans meraup tiga angka terbuka lebar, meski pada pertemuan pertama di China, Timnas Indonesia kalah 1-2.
Setidaknya ada dua alasan kuat Timnas Indonesia lebih dijagokan. Selain bermain depan ribuan pendukung setianya, Jay Idzes dan kawan-kawan juga tengah dalam kepercayaabn diri tinggi menyusul kemenangan tipis 1-0 atas Bahrain di tempat yang sama.
Di klasemen Grup C, Timnas Indonesia juga masih lebih kinclong. Mengemas sembilan poin, tuan rumah bercokol di posisi keempat. Sementara, tim tamu, terpuruk di dasar klasemen buntut dua kekalahan beruntun dari Australia dan Arab Saudi.
Kemenangan atas Tim Naga juga kian krusial, mengingat pasukan Patrick Kluivert akan menantang Jepang di kandangnya pada 10 Juni 2025.
Lantas, siapa keempat si anak hilang yang pulang ke pangkuan Ibu Pertiwi?
Berita Video, pemain Timnas Indonesia favorit suporter
Asnawi Mangkualam

Ditinggal dalam dua laga kontra Australia dan Bahrain, kini ia muncul kembali. Asnawi Mangkualam memang layak dipanggil, menyusul kiprah josnya di Liga Thailand musim ini.
Pahatannya di Port FC di pentas Thai League 2024/2025 membuat semua orang berdecak kagum. Meski terbilang wajah baru, anak Makassar itu sudah beraksi dalam 37 laga di semua ajang kompetisi dengan torehan sebiji gol dan empat assist. Sadis!
Bicara di Timnas Indonesia, siapa yang kenal Asnawi. Pada era Shin Tae-yong, ia salah satu pemain istimewa dan nyaris tak tergeser di starting XI dalam waktu yang cukup lama. Ia bahkan dipercaya sebagai kapten sebelum jabatan bergengsi itu diserahkan kepada Jay Idzes.
Dengan 47 caps bersama Timnas Indonesia, Asnawi punya jasa besar di balik kesuksesan Tim Garuda melaju ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia meski ia tak lepas dari kritik.
Keistimewaan Asnawi, apalagi kalau bukan determinasinya yang spartan di sisi kanan pertahanan. Ia juga diberdayakan sebagai bek sayap bahkan gelandang bertahan. Tipikal pemain Makassar, Asnawi dikenal dengan permainan kerasnya yang terukur.
Pratama Arhan

Ia disebut-sebut sebagai salah satu pemain dengan lemparan ke dalam paling berbahaya di dunia. Lebay? Tentu saja tidak. Ia sudah membuktikannya dalam sejumlah laga bersama Timnas Indonesia.
Pratama Arhan terakhir kali terlihat mengenakan jersey kebanggaan Skuad Garuda saat Timnas Indonesia menggilas Arab Saudi 2-0 dalam matchday 6 yang mentas di SUGBK.
Saat itu ia masuk pada menit ke-78 menggantikan Marselino Ferdinan yang menjadi bintang kemenangan via brace berkelasnya.
Hanya saja, di era Patrick Kluivert cs., Pratama Arhan menghilang. Ia tak dipanggil saat bertandang ke Australia serta menjamu Bahrain.
Kini, bek kiri berusia 23 tahun kepunyaan Bangkok United itu pulang dan fans setia kangen dengan lemparan mautnya.
Egy Maulana Vikri

Satu lagi pemain kesayangan sekaligus andalan Shin Tae-yong dipanggil ke Timnas Indonesia. Ini tentunya jadi kabar gembira bagi rakyat Indonesia, terlebih bagi fans setia.
Egy terbilang wajah lama dan sekian purnama lamanya masuk lingkaran skuad utama, baik starter maupun sebagai pemain pengganti.
Kelincahannya di lini tengah dan terkadang digeser menjadi winger tak terbantahkan lagi telah memberikan kontribusi yang tak sedikit bagi kebangkitan Timnas Indonesia dalam tiga tahun terakhir.
Fans berharap mereka bisa melihat lagi aksi 'Egy Messi', teristimewa saat menjamu China di SUGBK pada 5 Juni nanti. Indonesia butuh sosok penyerang lincah dengan gocekan maut dan itu adalah Egy.
Stefano Lilipaly

Apa yang bisa diharapkan dari pemain yang sudah berusia 35 tahun seperti Stefano Lilipaly? Tim pelatih pastinya punya pertimbangan di balik pemanggilan gelandang Borneo FC ini.
Jauh sebelum Jay Idzes dan pemain naturalisasi lainnya menjadi kekuatan Timnas Indonesia, Stefano Lilipaly sudah lebih dulu menjadi tulang punggung Skuad Garuda.
Kelahiran Amsterdam, Belanda, punya jam terbang tinggi dengan 30 caps sejak 2013. Hanya saja, eksistensinya di timnas pasang surut.
Padahal, secara skil dan stamina, eks pemain Utrecht dan Almere City sejatinya belumlah habis. Terbukti, peran sentralnya di Borneo FC masih sangat besar.
Meski persaingan di lini tengah sangat ketat, tapi dengan segudang pengalaman Lilipaly siap pamer skill demi menorehkan sejarah bersama Timnas Indonesia.
{{ comment.content }}