
Bogor - Penasihat Semen Padang sekaligus mertua Pratama Arhan, Andre Rosiade, buka-bukaan mengenai kegerahannya dengan proyek naturalisasi di Timnas Indonesia.
Maka dari itu, Andre mencetuskan turnamen level usia bertitel Andre Rosiade Cup yang berisikan U-9, U-10, dan U-11 di Asiop Training Ground Sentul, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (28/6/2025).
"Pada Kualifikasi Piala Dunia 2034, saya mempunyai mimpi, Timnas Indonesia harus diisi oleh anak-anak yang berasal dari SSB maupun akademi yang ada di Indonesia," ujar Andre.
"Caranya, kami memfasilitasi anak-anak muda. Karena saya bukan pengurus PSSI, saya membuat turnamen-turnamen dengan harapan bisa menjadi jalan untuk anak-anak mengejar mimpinya," jelasnya.
Contoh Jepang

Andre mencontohkan bagaimana Jepang serius dengan pembinaan usia muda. Negeri Sakura, katanya, memiliki kompetisi kelompok usia yang berjenjang, bahkan di level sekolah sekalipun.
"Jepang mempunyai kemampuan luar biasa karena kompetisi level usianya ada. Mohon maaf di Indonesia, timnas kalau di level usia bagus, tapi kalau sudah senior, kenapa tidak berprestasi?" tutur Andre.
"Makanya membutuhkan naturalisasi. Itu penyebabnya. Menurut saya, PSSI tidak mempersiapkan kompetisi kelompok usia. Seharusnya mereka mempersiapkan, bukan hanya kompetisi profesional."
"Sekarang, apa yang dilakukan oleh PSSI adalah cara instan, melakukan naturalisasi. Saya tidak anti naturalisasi, tapi menurut saya ini sudah kebablasan," ungkapnya.
Fokus Kompetisi Usia Dini
PSSI, sejak Erick Thohir menjadi pemimpin pada Februari 2023, telah menaturalisasi sedikitnya 19 pemain untuk Timnas Indonesia berbagai level usia, namun seluruhnya mempunyai darah Indonesia.
"Jangan sampai naturalisasi ini begitu banyak. Ini jumlahnya sudah berapa? Ada 30 pemain termasuk level usia dan putri? Jangan sampai karena ingin pencapaian instan, kita keblalasan naturalisasi," kata Andre.
"Silakan naturalisasi, tapi profesional. Jadi menurut saya, PSSI kembali fokus menciptakan kompetisi kelompok umur. Benahi kompetisi resmi. Hancurkan mafia. Benahi Komite Disiplin PSSI. Kalau itu dilakukan, insyaallah kita bisa bersaing melawan Jepang hingga Korea Selatan tanpa perlu naturalisasi pada Kualifikasi Piala Dunia 2034," terang pria yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI itu.
Daftar Juara
Sementara itu, Asiop berhasil keluar sebagai juara U-11, dengan Annisa Pratama sebagai runner-up, SA Soccer peringkat ketiga, dan JAS posisi keempat.
Untuk U-10, dimenangkan oleh Putra Nusantara. RFA F16 sebagai runner-up, Citra Remaja peringkat ketiga, dan Ireta posisi keempat.
Untuk U-9, IM Utara menjadi kampiun. CS Private sebagai runner-up, Tajumalela peringkat ketiga, dan Gagak Muda posisi keempat.