
Jakarta Manajer PSIM Yogyakarta, Razzi Taruna, memastikan proses persiapan tim berjalan lancar dan berada di trek yang tepat jelang mengarungi Liga 1 2025/2026. Sesuai rencana, Laskar Mataram akan memulai latihan perdana pada 1 Juli mendatang.
"Tim utama sudah siap, pemain asing juga sudah ada. Pelatih terus memantau kondisi pemain dan kami sudah menyusun program pramusim," ujar Razzi Taruna, Kamis (26/6/2025).
Sejauh ini, manajemen PSIM belum mengumumkan rekrutan baru di bursa transfer musim mendatang. Meskipun demikian, Laskar Mataram telah memperpanjang kontrak delapan pemain musim lalu.
Mereka adalah Rafinha, Yusaku Yamadera, Rio Hardiawan, Rendra Teddy, Savio Sheva, Harlan Suardi, Ghulam Fatkur, dan Khairul Fikri Ma'arif. Para pemain ini juga sudah menjalani Medical Check Up pada Selasa (24/6/2025).
Ada momen unik dalam sesi latihan Timnas Indonesia Putri jelang Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026. Pelatih kepala Satoru Mochizuki menunjukkan aksi tak biasa dengan berdansa sambil mengolah bola di lapangan latih Jakarta International Stadium pada J...
Membentuk EPA

Untuk memenuhi salah satu syarat bermain di Liga 1, Laskar Mataram saat ini mulai membentuk tim Elite Pro Academy (EPA). Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PSIM, Liana Tasno.
Manajemen Laskar Mataram juga bakal memanfaatkan Stadion Kridosono sebagai training ground, sebagaimana arahan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, beberapa waktu lalu.
"Kami telah membuat proposal ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk bisa membenahi Kridosono,” kata Liana Tasno.
Sebagai informasi, EPA adalah sistem liga sepak bola kelompok usia yang dikelola, diselenggarakan dan dikendalikan oleh PSSI. Diperkenalkan pada awal 2018 dan diselenggarakan untuk kali pertama pada tahun yang sama.
EPA ini mencakup kelompok usia di bawah 16 tahun sejak 2018. Kemudian U-18 dan U-20 sejak 2019. Elite Pro Academy dilaksanakan bersamaan dengan gelaran Liga 1.
Dilatih Arsitek Asal Belanda

Pada musim depan, PSIM kedatangan pelatih baru, Jean-Paul van Gastel. Sosok asal Belanda itu menggantikan Erwan Hendarwanto yang tak bisa lagi menukangi tim lantaran terganjal lisensi kepelatihan.
Van Gastel dianggap menjadi sosok yang tepat untuk menukangi PSIM. Dia merupakan pelatih berpengalaman dengan rekam jejak mentereng di kancah sepak bola Benua Biru.
Menariknya, Van Gastel pernah bekerja sebagai asisten bagi sejumlah pelatih ternama. Di Feyenoord, dia sempat menjadi tangan kanan nama-nama besar seperti Ronald Koeman, Fred Rutten, Giovanni van Bronckhorst, hingga Jaap Stam.
Kehadiran Van Gastel akan memberikan warna tersendiri bagi persepakbolaan Tanah Air. Segudang pengalaman bersama tim-tim besar Eropa dan Asia jadi nilai plus ketika membesut tim kebanggaan wong Jogja tersebut.
Tak Sekadar Numpang Lewat
Laskar Mataram akhirnya kembali ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional, setelah penantian 18 tahun lamanya. PSIM promosi bersama dua tim lainnya, Bhayangkara FC dan Persijap Jepara.
Kembalinya PSIM ke Liga 1 menambah semarak kompetisi musim depan. Apalagi, tim berlogo Tugu Pal Putih itu adalah tim legendaris, punya catatan sejarah panjang di kancah sepak bola Tanah Air.
PSIM tentu tak ingin sekadar numpang lewat di Liga 1. Suporter dan masyarakat Yogyakarta jelas berharap klub kebanggaan mereka bertahan lama di Liga 1, bahkan kalau bisa berprestasi.