Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Patrick Kluivert Kurang Kritis, Eks Pelatih Arema: Dukungan ke Timnas Indonesia Menipis, tapi Tetap Optimistis di R4 Kualifikasi Piala Dunia

Patrick Kluivert Kurang Kritis, Eks Pelatih Arema: Dukungan ke Timnas Indonesia Menipis, tapi Tetap Optimistis di R4 Kualifikasi Piala Dunia

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-22 14:30:02
Dilihat:6 Pujian
Timnas Indonesia - Ilustrasi Patrick Kluivert

Jakarta - Patrick Kluivert berhasil membawa Timnas Indonesia lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tapi kepercayaan publik sepak bola Indonesia agak menurun.

Karena pelatih asal Belanda itu dinilai kurang kritis dalam membaca jalannya permainan di lapangan. Meski Timnas Indonesia berhasil menundukan Bahrain dan China dengan skor identik 1-0 di kandang sendiri, SUGBK Jakarta.

Namun raihan positif seolah pupus akibat kekalahan telak yang dialami Jay Idzes dkk. dari Australia 1-5 dan Jepang 0-6. Wajar bila Garuda Fans membandingkan racikan Patrick Kluivert dengan pendahulunya, Shin Tae-yong.

Pasalnya dengan materi lebih mewah, Kluivert tak punya pola permainan seklinis STY. Buktinya juru taktik berpaspor Korsel itu pada leg pertama babak ini di SUGBK sukses menahan imbang Australia tanpa gol dan kalah lebih sedikit dari Jepang, yakni dengan skor 0-4.

Ditambah lagi, dengan kekuatan semenjana STY punya game plan lebih taktis. Apalagi saat meladeni dua negara langganan Piala Dunia itu, mereka tampil dengan materi pemain terbaiknya.

"Banyak analisis muncul menyusul usainya putaran ketiga lalu. Dari segi poin, raihan Patrick Kluivert memang bagus. Karena berhasil memenuhi target lolos ke putaran keempat," kata Gusnul Yakin memberikan analisis.

"Tapi dari sisi permainan dua kali lawan Australia dan Jepang ada perbedaan materi pemain Timnas Indonesia dengan dua negara itu. Era STY kekuatan Timnas Indonesia diragukan, tapi tampil spartan." 

"Patrick Kluivert punya materi bagus, sementara Australia dan Jepang tak full team. Namun permainan Timnas Indonesia tak meyakinkan. Ini membuat sebagian publik masih optimis, meski mulai menipis," tambahnya. 

 

 

 

 


Tekanan Ronde 4 Lebih Berat

Apalagi, eks pelatih Arema itu, yakin tekanan ronde keempat yang rencananya digelar di Arab Saudi dan Qatar makin berat. Karena hanya juara grup yang lolos langsung ke AS, Kanada, dan Meksiko tahun depan.

Sementara di fase sebelumnya, sebuah tim jika tak lolos otomatis sebagai juara grup dan runner-up masih ada kesempatan bertarung di putaran keempat lewat peringkat ketiga dan keempat.

"Patrick Kluivert dan stafnya harus serius membenahi semua kelemahan Timnas Indonesia. Termasuk mematangkan pakem permainan yang jelas," terang Gusnul Yakin. 

"Kita hanya punya rekor bagus atas Arab Saudi. Sementara catatan pertemuan kita dengan Qatar, Uni Emirat Arab, dan Irak buruk." 

"Timnas Indonesia seimbang dengan Oman, tapi sayang kita tak ketemu mereka karena berada di pot sama. Dengan hanya juara grup yang ke Piala Dunia, beban Timnas Indonesia makin berat. Apalagi kita main di luar kandang," jelasnya.


Perlu Tambahan Pemain Diaspora Baru

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dan dua asistennya, Alex Pastoor serta Denny Landzaat, memimpin timnya menghadapi Timnas Bahrain pada laga kedelapan putaran ketiga Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (25/3/2025) dini hari WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Katakanlah PSSI menambah pemain naturalisasi untuk putaran keempat nanti, tapi menurut Gusnul Yakin belum tentu sosok baru itu bisa berdampak positif pada kinerja Timnas Indonesia.

"Kita memang perlu tambahan pemain diaspora baru. Tapi pengalaman selama ini sosok baru tak langsung mendongkrak performa Timnas Indonesia. Kevin Diks, Mees Hilgers, dan Eliano Reinjders yang lebih dulu bergabung belum benar-benar nyetel," kata Gusnul Yakin. 

"Tapi Joey Pelupessy dan Dean James cukup lumayan, meski belum maksimal. Membangun chemistry memang tak mudah. Makanya, Patrick Kluivert yang harus memahami materi pemain yang ada. Bukan pemain yang harus mengikuti keinginan Patrick Kluivert. Itu dulu yang dilakukan Shin Tae-yong," tuturnya.

Sebagai pelatih kawakan, Gusnul Yakin melihat Patrick Kluivert masih belum cepat dalam mengambil keputusan ketika Timnas Indonesia mengalami masalah di permainan.

"Ini bukti jam terbang jadi pelatih sangat penting. Patrick Kluivert hebat memang sebagai pemain, tapi belum untuk sebagai pelatih. Lihat saat lawan Jepang. Jay Idzes sempat bertanya dengan isyarat ke Patrick Kluivert apakah ada pergantian pemain yang sedang cedera di lapangan," katanya. 

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}