Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Cerita Eks Bek Timnas Indonesia Kewalahan Hadapi Klub Jepang: Kami Imbang di Solo karena Kesetanan, Sisanya Dihajar

Cerita Eks Bek Timnas Indonesia Kewalahan Hadapi Klub Jepang: Kami Imbang di Solo karena Kesetanan, Sisanya Dihajar

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-12 13:30:02
Dilihat:13 Pujian
Pada ajang Piala Dunia Klub FIFA edisi ke-4 pada 2007 merupakan kali pertama klub Jepang berpartisipasi, yaitu Urawa Red Diamonds dengan status tuan rumah sekaligus juara Liga Champions Asia 2006/2007. Hasilnya Urawa Reds finis di posisi ketiga, yang dalam perjalanannya menang 3-1 atas Sepahan (Iran) di perempatfinal, lalu kalah 0-1 dari AC Milan di semifinal dan menang adu penalti 4-2 (2-2) atas klub Tunisia, Etoile du Sahel di laga perebutan tempat ketiga. (AFP/Toshifumi Kitamura)

Jakarta Timnas Indonesia digelontor setengah lusin gol oleh Timnas Jepang pada laga pamungkas putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Pada duel di Suita City Stadium Osaka, Selasa (10/6/2025) malam itu, Jay Idzes dkk. tampak tak berkutik menghadapi gempuran Takefusa Kubo cs.

Karena tekanan bertubi-tubi tak kenal lelah dari pemain Blue Samurai membuat organisasi permainan yang dirancang Patrick Kluivert kacau balau.

Semua pemain Timnas Indonesia serba salah. Build up yang dirancang dari lini belakang tak sampai ke tengah, bola balik lagi ke kiper Emil Audero.

Timnas Indonesia mau memainkan bola lewat lini tengah selalu gagal di tengah jalan. Umpan panjang pun bisa dipatahkan bek-bek Jepang.

Sementara ketika pemain Jepang menguasai bola dengan mudah menembus hingga ke jantung pertahanan Timnas Indonesia. Alhasil pemain Jepang dengan mudah enam kali merobek jala Emil Audero.

"Publik jangan hanya membandingkan era Shin Tae-yong kalah empat gol, dipegang Patrick Kluivert kebobolan enam gol. Itu tidak fair. Sejak dulu melawan Jepang memang super berat," kata Aris Budi Prasetiyo.


Pengalaman Melawan Klub Jepang

Gelar pertama Urawa Reds Diamonds di ajang Liga Champions Asia diraih pada tahun 2007 setelah mengalahkan klub asal Iran, Sepahan di laga final. Pada leg pertama di kandang Sepahan, Urawa Reds Diamonds bermain imbang 1-1. Sementara di kandang sendiri pada leg kedua, Urawa Reds Diamond menang 2-0. (Dok. J-League)

Mantan bek Timnas Indonesia ini pernah merasakan betapa sulitnya menghadapi tim dari Jepang. Itu terjadi pada dua leg penyisihan grup Liga Champions Asia, saat Persik meladeni Urawa Reds Diamond tahun 2007.

"Orang yang tak main enak saja bilang kok kalahnya banyak. Padahal saya yakin semua pemain sudah tampil mati-matian. Saya yang pernah melawan Jepang di level klub, seperti Urawa Reds Diamond. Jadi saya maklum bila Timnas Indonesia kelabakan meladeni Timnas Jepang," ungkapnya.

Di Persik kala itu, Aris Budi kolaborasi dengan Aris Indarto dan M. Zainuri sebagai bek tengah. Sisi kanan dan kiri ditempati Khusnul Yuli dan Erol Iba.

"Karena pertahanan ditekan lawan, kami di belakang panik. Taktik yang sudah disiapkan pelatih hilang semua. Kami hanya mengandalkan naluri bagaimana tidak kalah dengan gol banyak. Saya kira itu juga yang ada di benak pemain belakang Timnas Indonesia," jelasnya.


Imbang di Manahan

Pada leg pertama di Stadion Manahan Surakarta, Persik bermain imbang 3-3 dengan Urawa Reds Diamond. Namun Aris Budi mengungkapkan habis pertandingan rekan setimnya capek luar biasa.

"Kita bisa seri di Solo, karena kami main kesetanan. Tapi ketika main di Jepang, situasi permainan kami seperti Timnas Indonesia dihajar Jepang kemarin. Pemain Persik tak diberi kesempatan berpikir bagaimana cara main bola sesuai taktik dari pelatih," tuturnya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}