Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Kisah Hermansyah di Persikabo, Keterlambatan Gaji Pemain dan Pelatih Jangan Terjadi Lagi di Liga Indonesia Musim 2025 / 2026

Kisah Hermansyah di Persikabo, Keterlambatan Gaji Pemain dan Pelatih Jangan Terjadi Lagi di Liga Indonesia Musim 2025 / 2026

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-25 19:30:03
Dilihat:3 Pujian
Eks kiper Timnas Indonesia, Hermansyah. (Permana Kusumadijaya/Bola.com)

Jakarta - Musim 2025/2026, baik Liga 1 maupun Liga 2, diharapkan bisa bergulir lebih baik dari musim lalu, termasuk soal gaji. Bukan rahasia lagi, masalah gaji masih mewarnai kompetisi di dalam negeri, termasuk Liga 1 yang merupakan kasta tertinggi.

Masih saja ada klub yang menjadi sorotan, terkait tersendatnya pembayaran yang merupakan hak pemain maupun pelatih.

Imbauan PSSI selaku federasi dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator tak jua ditanggapi serius oleh sejumlah klub. Walhasil, persoalan keterlambatan dan bahkan penunggakan gaji masih menjadi masalah klasik di Liga 1, termasuk Liga 2.

Hermansyah, mantan kiper Timnas Indonesia yang beken di era 1980-an, ikut menjadi korban penunggakan gaji.


Jual Aset Pribadi

Pelatih kiper Persis Solo, Hermansyah, dalam sesi latihan di Stadion Sriwedari, Selasa (7/1/2020). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Hermansyah blak-blakan terkait apa yang pernah dialaminya saat masih menjadi pelatih kiper Persikabo Bogor.

"Menunggu gaji datang itu menjadi hal paling menyebalkan buat saya, seperti yang terjadi kemarin di Persikabo. Selama tiga bulan gaji saya tidak dibayarkan. Ketika uang turun, ternyata hanya satu bulan gaji yang dibayar. Untuk sisa gajinya, saya harus menunggu selama enam bulan," kata legenda yang kini berusia 61 tahun tersebut, via kanal YouTube "Bicara Bola".

Buntut keterlambatan gaji yang mencapai sekitar Rp45 juta, Hermansyah sampai harus menjual aset pribadi agar bisa bertahan hidup. Beruntung, sang istri terus memompa semangat dan dukungan.

"Saya sudah menikah hampir 40 tahun, jadi sudah terbentuk kerja sama yang baik antara saya dengan istri. Kondisi kemarin membuat saya mulai jual emas sedikit-sedikit," akunya.


Upaya yang Dilakukan

Pelatih Persikabo 1973, Syahrul Trisna Fadillah, bersama pelatih kiper, Hermansyah. (Bola.com/Nandang Permana)

Tak mau berdiam diri, pria kelahiran Sukabumi 17 Agustus 1963 ini berkomunikasi dengan petinggi PT LIB, Ferry Paulus.

Jalan yang ditempuh mantan pemain Bandung Raya tersebut berbuah positif. PT. LIB akihirnya memutuskan membekukan dana subsidi sebesar Rp200 juta untuk Persikabo.

"Saya konstan komunikasi dengan PT. LIB. Saya berhubungan dengan Ferry Paulus, dan dia bilang uang subsidi dari PT LIB dibekukan, tidak akan diberikan ke Persikabo, waktu itu nominalnya ada di angka 200 juta," ucap Hermansyah.

Hermansyah berharap ke depannya, kejadian pahit yang menimpanya itu tidak lagi dialami pelatih maupun pemain lainnya di pentas sepak bola profesional Indonesia.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}