
Jakarta - Dalam catatan sejarah, pelatih-pelatih asal Asia Tenggara menghadirkan warna tersendiri di tengah dominasi pelatih-pelatih asal Amerika Latin hingga Eropa di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Ya, dalam beberapa tahun terakhir, klub-klub di Indonesia memang memiliki kecenderungan menunjuk pelatih asal Brasil semacam Fabio Lefundes, Marcelo Rospide, Mazola Junior, Stefano Cugurra, Vitor Tinoco, hingga Mauricio Souza.
Selain itu, ada pula pelatih-pelatih asal Portugal yang belakangan ini mulai mendapatkan tempat di klub Liga 1 seperti Bernardo Tavares, Ze Gomes, Eduardo Almeida, Divaldo Alves, hingga Paulo Meneses.
Terlepas dari dominasi semacam ini, klub Indonesia juga sempat memberikan kepercayaan untuk pelatih-pelatih asal Asia Tenggara. Sejauh ini, sudah ada beberapa nama yang mencoba peruntungannya. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Ong Kim Swee

Ong Kim Swee menjadi pelatih asal Malaysia terbaru yang mencoba peruntungannya di Indonesia. Juru taktik asal Negeri Jiran ini memang sangat dihormati rekam jejaknya karena punya sederet prestasi.
Kiprahnya memang sangat mengesankan ketika membawa Malaysia meraih medali emas SEA Games 2011. Setelah itu, prestasi berikutnya yang dipersembahkan Ong Kim Swee ialah medali emas SEA Games 2017.
Klub Indonesia pertama yang menggunakan jasanya ialah Persis Solo. OKS sukses membawa Laskar Sambernyawa lolos dari ancaman degradasi. Namun, sejauh ini belum ada kepastian ke mana OKS bakal berlabuh untuk musim 2025/2026.
Raja Isa

Jauh sebelum munculnya Ong Kim Swee di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Malaysia pernah mengirimkan satu juru taktik terbaiknya bernama Raja Isa. Dia sempat disegani karena beberapa kali dikontrak oleh klub Indonesia.
Pada mulanya, dia mengasuh Persipura Jayapura pada 2007-2008. Setelah itu, klub yang menggunakan jasanya ialah PSM Makassar (2008-2009), Persiram Raja Ampat (2009-2010), PSMS Medan (2011-2012), dan Persijap Jepara (2013-2014).
Setelah sempat pulang ke Malaysia untuk mengasuh UiTM FC, dia kembali ke Indonesia untuk mengasuh Persekam Metro FC (2017), Persikabo Bogor (2017-2018), dan terakhir menukangi PSPS Riau (2019-2020).
Irfan Bakti
Jejak Raja Isa sebagai juru taktik asal Malaysia di Indonesia sebetulnya dimulai oleh seniornya, Irfan Bakti. Bisa dibilang, dia tercatat sebagai pelatih asal Negeri Jiran pertama yang menginjakkan kakinya di Indonesia.
Kiprah juru taktik bernama lengkap Irfan Bakti bin Abu Salim ini dimulai ketika mengasuh Persipura Jayapura pada 2007. Ketika itu, dia menjadi suksesor Ivan Kolev yang dipanggil PSSI menangani Timnas Indonesia pada Piala Asia 2007.
Sayangnya, kiprah Irfan Bakti bersama Mutiara Hitam pada ajang Indonesian Super League (ISL) 2007 tak begitu lama. Dia lalu digantikan oleh asistennya yang disebutkan sebelumnya, Raja Isa.
Abdul Rahman Ibrahim
Setelah munculnya nama-nama pelatih asal Malaysia seperti Irfan Bakti hingga Raja Isa, klub asal Indonesia mulai memberikan kepercayaan kepada pelatih asal Negeri Jiran lainnya, yakni Abdul Rahman Ibrahim.
Ketika itu, Abdul Rahman mendapatkan pekerjaan untuk menangani klub asal Jawa Timur, Deltras Sidoarjo, pada ISL 2008. Sayangnya, usia eks juru taktik Timnas Malaysia itu hanya berumur pendek.
Saat ini, juru taktik asal Terengganu itu telah mengakhiri kariernya di dunia kepelatihan alias pensiun.
Fandi Ahmad

Fandi Ahmad menjadi satu-satunya pelatih asal Singapura yang punya catatan panjang di Indonesia. Sebab, mantan striker Timnas Singapura itu menjalani karier yang cukup awet bersama Pelita Jaya.
Kiprahnya dimulai pada tahun 2006. Dia memang punya rekam jejak yang mentereng karena sederet kesuksesannya ketika masih aktif bermain, termasuk ketika memperkuat klub Galatama, NIAC Mitra, pada 90-an.
Menariknya, mengasuh Pelita Jaya merupakan pengalaman pertama Fandi Ahmad di luar negeri. Meskipun berhasil membawa tim tersebut tampil kompetitif, sayangnya belum ada gelar juara yang sukses diraih Fandi.
Aidil Sharin

Pelatih asal Singapura yang mengikuti jejak Fandi Ahmad berkarier di Indonesia ialah Aidil Sharin. Dia memang punya sejumlah pengalaman mengasuh beberapa klub di Asia Tenggara, khususnya Singapura dan Malaysia.
Di Indonesia, juru taktik dengan nama lengkap Aidil Sharin bin Sahak itu tercatat menangani Persikabo 1973 pada periode Januari hingga Juli 2023. Sayangnya, kiprah Laskar Padjadjaran di bawah asuhannya tak begitu memuaskan.
Dari total 21 laga di BRI Liga 1 2022/2023 dan 2023/2024, Aidil Sharin mencatatkan 6 kemenangan, 4 imbang, dan 11 kekalahan. Dia akhirnya mengundurkan diri pada Juli 2023 karena alasan keluarga.