Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Deretan Pelatih Asing yang Cetak Sejarah dan Juara di Indonesia: Ada yang Sempat Menangani Tim Garuda, Jacksen F Tiago Tersukses

Deretan Pelatih Asing yang Cetak Sejarah dan Juara di Indonesia: Ada yang Sempat Menangani Tim Garuda, Jacksen F Tiago Tersukses

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-13 10:30:02
Dilihat:4 Pujian
Ilustrasi - Bojan Hodak, Bernardo Tavares, Robert Alberts, Jacksen Tiago

Jakarta - Pada 1994, transformasi sepak bola Indonesia dimulai. Sebelumnya, ada era Perserikatan dan Galatama sebelum digabungkan menjadi Liga Indonesia.

Pada era ini, pelatih asing belum bisa menunjukkan kualitas mumpuni. Saat meleburkan Perserikatan dan Galatama, Persib Bandung keluar sebagai juara.

Adalah Indra Thohir yang sukses mengantarkan Maung Bandung sebagai kampiun dengan ditemani Jajang Nurdjaman sebagai asisten pelatih.

Kebetulan, Jajang Nurdjaman juga sukses mempersembahkan gelar juara untuk Persib di era ISL, tepatnya saat ISL 2014. Sejak era Liga Indonesia dimulai lalu berlanjut ke ISL dan Liga 1, pelatih asing mendominasi.

Ada juga beberapa pelatih yang akhirnya meniti karier sebagai Pelatih Timnas Indonesia meskipun jalannya tidak mulus seperti saat mengantarkan klubnya menjadi juara. Berikut ulasan Bola.com.


Henk Wullems

Henk Wullems saat memberi intruksi ke Rochi Putiray saat atihan Timnas Indonesia PPD 1998. (Bola.com/Zona Memori Sepak Bola Klasik Indonesia)

 

Pelatih asal Belanda tersebut menjadi pelatih asing pertama yang menjadi juara Liga Indonesia. Saat itu, ia membawa Mastrans Bandung Raya menjadi juara Liga Indonesia pad amusim 1995-1996.

Tidak butuh waktu lama, Henk Wullems langsung diminati PSSI. Pada 1997, ia menjadi Pelatih Timnas Indonesia dan memimpin skuad Garuda di SEA Games 1997.

Medali perak berhasil dipersembahkannya. Lalu berlanjut ke Pra Piaa Dunia 1998 untuk menggantikan posisi Danurwoindo yang dicopot dari jabatannya sebagai pelatih kepala sebelum akhirnya berlabuh ke PSM Makassar.

Menariknya bersama PSM, Henk Wullems kembali menunjukkan karismanya setelah menjadi juara Liga Indonesia VI tahun 1999/2000. Ia pun menutup karier kepelatihan di Indonesia besama Persikota Tangerang dan Persegi Gianyar.


Sergei Dubrovin

Sergei Dubrovin, yang membawa Petrokimia juara LI VIII, pernah pula melatih Persija Jakarta (snipview)

 

Berada di tangannya, Petrokimia Gresik berhasil menjadi juara Liga Indonesia VIII pada 2002. Dalam laga final, Petrokimia Gresik mengalahkan Persita Tangerang dengan skor 2-1.

Berkat Sergei Dubrovin juga, Widodo Cahyono Putro menjadi pemain terbaik. Sekarang, mantan anak asuhnya tersebut sudah menjadi pelatih berlisensi A AFC Pro. Terakhir, Widodo membawa Persijap Jepara promosi ke BRI Liga 1 2025/2026. 

Bila melihat catatan penampilan pada musim itu, banyak pihak menilai Petrokimia jadi juara lantaran memiliki peruntungan cukup besar.

Tampil sebagai juara Wilayah Timur, Petrokimia nyaris gagal melaju ke semifinal karena di fase 8 besar harus menunggu hasil pertandingan tim lain.

Tangan dinginnya pun tetap dikenang hingga sekarang karena sudah menorehkan tinta emas dalam sejarah sepak bola nasional dan Gresik pada khususnya.

Pada musim berikutnya, bak rollercoaster bagi Petrokimia Gresik yang akhirnya terdegradasi ke Divisi I.


Jacksen F Tiago

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Jacksen F. Tiago, saat menemui media di Restoran Bluegrass, Jakarta, Senin (4/11/2017). Dirinya akan membina 13 anak Maluku dalam pelatihan Liga Remaja UC News. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

 

Pelatih kelahiran Brasil ini adalah pelatih paling sukses di Liga Indonesia. Ia juga sukses sebagai pemain saat masih aktif bermain. Empat gelar juara digondolnya sebagai pelatih.

Pertama saat menukangi Persebaya Surabaya. Ia sukses mempersembahkan gelar untuk Persebaya Surabaya di Liga Indonesia X pada 2004. Setelah itu, Persipura dibawanya menjadi juara di era ISL.

Bukan hanya sekali, tetapi 3 kali, tepatnya pada musim 2008/2009, 2010/2011, dan 2013. Setelah itu, Jacksen sempat melatih di beberapa klub seperti Persita Tangerang, Persitara Jakarta Utara, Persiter Ternate, dan Mitra Kukar.

Ia juga pernah menjadi Asisten Pelatih Timnas Indonesia. Lalu berlanjut menjadi arsitek Penang FA di Liga Malaysia pada 2014. Sekarang, ia sudah mualaf dan serstatus sebagai WNI.


Robert Rene Alberts

Robert Albert memberi selamat kepada Beny Wahyudi, salah satu mantan anak didiknya di Arema Cronus. (Bola.com/Iwan Setiawan)

 

Namanya sudah tidak asing di dunia sepak bola Tanah Air. Sederet tim besar pernah dipimpinnya. Misalnya adalah PSM Makassar dan Persib Bandung. Namun, yang paling berkesan tentu saja bersama Arema Indonesia.

Ia didatangkan Manajemen Arema dari Sarawak FA dan di musim pertamanya menangani Arema Indonesia, gelar ISL 2009/2010 berhasil dipersembahkannya.

Torehan yang mampu menyamai seniornya asal Belanda, Henk Wullems. Ini menjadi gelar yang sudah nantikan masyarakat Malang setelah 17 tahun lamanya tidak menjadi juara. Kali terakhir menjadi juara adalah saat era Galatama.


Simon McMenemy

Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, saat melawan Thailand pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Selasa (10/9). Indonesia takluk 0-3 dari Thailand. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jauh sebelum menjadi juara bersama Bhayangkara FC di Liga 1 2017, ternyata pelatih asal Skotlandia ini pernah menjadi bagian Mitra Kukar pada ISL 2011/20212 dan Pelita Bandung Raya pada 2013/

Setelah menjadi juara bersama Bhayangkara FC, PSSI langsung mengontraknya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Namun di eranya, Timnas gagal total di kualifikasi Piala Dunia 2022.

Bahkan suporter mencapnya sebagai pelatih terburuk Timnas Indonesia yang pernah ada. Posisinya pun digantikan Shin Tae-yong hingga 2024 sebelum digantikan oleh Patrick Kluivert saat ini.


Stefano Cugurra

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, saat melawan Persija Jakarta pada laga Piala Indonesia 2019 di Stadion Wibawa Mukti, Minggu (5/5). Persija menang 1-0 atas Bali United. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

 

Tiga gelar juara Liga 1 untuk Persija Jakarta dan Bali United, membuktikan kualitas pelatih yang karib disapa Teco itu sebagai juru taktik asing terbaik di Liga Indonesia. Sebenarnya ia memiliki empat gelar juara Liga Indonesia.

Namun, satu gelar tersebut didapatnya sebagai pelatih fisik Persebaya pada Liga Indonesia 2004. Kebetulan Jacksen F Tiago menjadi pelatih saat itu. Teco juga menjadi pelatih terlama yang menukangi Bali United.

Terhitung sejak Liga 1 2019 hingga BRI Liga 1 2024/2025 sebelum akhirnya berlabuh ke Barito Putera di Liga 2 musim depan. Kebetulan, ia sudah berstatus sebagai WNI sehingga bisa melatih Laskar Antasari.


Bernardo Tavares

Ekspresi kecewa pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares saat melawan Arema FC pada laga BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (4/2/2023). PSM Makassar menang dengan skor 1-0. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

 

Setelah penantian cukup panjang, akhirnya PSM Makassar kembali menjadi juara di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Tepatnya saat BRI Liga 1 2022/2023.

Kali terakhir PSM juara terjadi saat Liga Indonesia 1999/2000. Sosok Bernardo Tavares pun akan menjadi sejarah untuk Juku Eja.

Bermodalkan pemain muda dengan situasi internal klub yang tidak baik-baik saja karena masalah finansial, PSM justru keluar sebagai juara saat itu.

Saat itu, Bernardo Tavares mengandalkan setidaknya 10 pemain akademi PSM untuk bisa menjadi juara. Ditangannya, pemain-pemain muda juga bersinar dan melenggang ke skuad Timnas Indonesia dari berbagai kelompok umur.

Mulai dari Dzakri Asraf, Ananda Raehan, Victor Dethan, hingga Ramadhan Sananta yang sekarang tergabung di skuad senior Timnas Indonesia.

Saat PSM menjadi juara BRI Liga 1 2022/2023, Bernardo Tavares juga turut andil dengan rekor kekalahan paling sedikit dengan hanya menelan tiga kekalahan.

Pada musim tersebut, PSM hanya kalah tipis dari Madura United dengan skor 0-1, Persija Jakarta dengan skor 2-4, dan kekalahan telak dari PSIS Semarang dengan skor 0-4.


Bojan Hodak

Beckham Putra dan Bojan Hodak merayakan kemenangan 2-1 yang diraih Persib Bandung atas Bali United di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jumat (18/4/2025). (Dok. LIB).

 

Pelatih asal Kroasia ini menyamai prestasi Teco setelah mampu mengantarkan Persib Bandung back to back champion di BRI Liga 1 2023/2024 dan 2024/2025.

Ia datang ke Persib ditengah situasi yang kurang kondusif karena performa kurang bagus di tangan mantan Pelatih Timnas Indonesia Luis Milla Aspas. Namun ditangan Bojan Hodak, performa Persib mulai menanjak.

Ditambah dengan sedikit keberuntungan karena di BRI Liga 1 2023/2024, diterapkan sekam baru yaitu championship series. Jika tidak, maka Pieter Huistra bersama Borneo FC yang menjadi juara.

 

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}